Kalau lu udah pernah trading, pasti pernah denger kata “support” dan “resistance”. Tapi di balik garis-garis ini, ada cerita penting yang harus lu ngerti — bukan cuma soal harga mantul, tapi soal niat pasar dan kumpulan order yang nunggu disapu.

Dari awal belajar teknikal, pasti lu udah sering denger istilah support dan resistance. Ada yang bilang support itu “lantai”, resistance itu “atap”. Tapi pernah gak sih lu mikir: Kenapa harga mantul di situ? Kenapa sering jebol juga? Jawabannya bukan karena garisnya sakti. Tapi karena di balik garis itu, ada kumpulan order. Ada likuiditas. Ada uang.
Market bukan cuma bergerak karena pattern. Market bergerak karena ngincer stop loss yang numpuk di balik pattern.
Di bab ini, kita bukan cuma bahas cara gambar support dan resistance. Tapi kita bedah psikologi dan niat market di balik level itu — sambil ngenalin lo ke konsep penting ala ICT: Buy Side Liquidity & Sell Side Liquidity.
Apa Itu Support dan Resistance?
Secara teori, support adalah area di mana harga cenderung berhenti turun dan memantul naik, sedangkan resistance adalah area di mana harga sering mentok dan memantul turun.
Level ini muncul karena di situ ada reaksi historis — entah itu candle sering mantul, volume besar muncul, atau order besar pernah terjadi.
Di buku-buku teknikal klasik, support dan resistance adalah “zona jenuh beli/jual”. Tapi menurut pendekatan Smart Money / ICT, support dan resistance bukan cuma tempat harga mantul. Tapi tempat di mana banyak orang naruh stop loss.
Likuiditas adalah kumpulan order yang bisa “dihisap” oleh market maker. Biasanya, likuiditas terkumpul di dua tempat:
| BSL/SSL | Penjelasan |
|---|---|
| Buy Side Liquidity | Berada di atas resistance. Karena banyak trader yang pasang stop loss short di atas resistance, atau entry breakout buy. |
| Sell Side Liquidity | Dibawah support.Karena banyak stop loss posisi long dikumpulin di bawah support, atau order breakout sell. |
Setiap kali harga mendekati support atau resistance, ada dua jenis order ngumpul:
Jadi kadang harga naik bukan buat breakout — tapi buat ngambil likuiditas dulu, baru balik arah.
Karena market “nipu” untuk ngambil stop loss. Setelah banyak posisi retail tersapu: