<aside>

🎯 Tujuan Bab:

Mengenali dan memahami bagaimana rasa serakah (greed) dan ketakutan ketinggalan peluang (FOMO) merusak keputusan trading, dan membangun kontrol diri dengan struktur dan kesadaran emosional.

</aside>

Pendahuluan: Kenapa Lo Gak Bisa Diam?

Pernah gak sih lo ngerasa gatel pengen entry, padahal gak ada setup? Market diem, chart sepi, tapi tangan lo pengen banget klik tombol “buy” atau “sell”. Rasanya kayak… “Kalau gue gak entry hari ini, gue gak produktif.” Padahal gak ada peluang jelas. Itu bukan karena lo semangat. Itu karena lo sedang diserang dua racun yang paling sering bikin trader hancur:

Greed (keserakahan) dan FOMO (takut ketinggalan).

Dan dua racun ini — meskipun beda bentuk — sering banget dateng bareng. Ngerusak logika, bikin overtrade, dan akhirnya: MC.

(MC = Margin Call. Akun lo kehabisan margin karena loss terlalu besar.)

<aside>

1. Greed: Ketika Cuan Gak Pernah Cukup

Greed itu muncul pelan-pelan. Awalnya cuma target wajar:

• “Gue pengen profit 2% minggu ini.”

Tapi begitu dapet:

• “Ah, sekalian 5% deh.”
• “Ah, nambah lot dikit.”
• “Kayaknya bisa scalping lagi.”

Greed ngebisik ke kepala lo bahwa yang udah cukup, sebenernya belum cukup.

Dan makin besar targetnya, makin blur sistem lo.

Greed bikin lo ngelanggar plan. Bikin lo pengen cepat, besar, dan terus.

Dan sayangnya — algoritma media sosial juga bikin ini makin parah.

Liat orang pamer WD puluhan juta?

• Lo jadi ngerasa kecil.
• Lo jadi ngerasa harus bisa juga.

Padahal, kondisi lo beda. Modal lo beda. Proses lo beda.

</aside>

<aside>

2. FOMO: Takut Ketinggalan Cuan

FOMO = Fear of Missing Out. Takut gak ikut cuan. Takut chart udah jalan duluan. Takut nyesel.

Ini biasanya muncul saat:

• Temen lo share profit di grup
• Chart baru naik dikit dan lo takut ketinggalan entry
• Ada news dan semua orang ngomongin pair itu

FOMO bikin lo:

• Entry tanpa analisa
• Lompat ke pair yang lo gak paham
• Pindah-pindah strategi tiap minggu

FOMO itu bukan tentang peluang. Tapi tentang ketakutan ditinggal sendirian.

Dan sayangnya, ketakutan itu nyamar jadi ‘kewaspadaan’. Padahal itu panik.

</aside>

<aside>

3. Otak dan Sinyal Emosional

Ketika liat candle naik cepat atau orang lain profit besar:

• Otak lo lepas dopamin (hormon senang dan semangat)
• Dopamin ini menurunkan kerja neokorteks (bagian otak yang ngatur logika)
• Yang aktif: limbic system (emosi)

Lo gak mikir pakai plan. Lo mikir pakai impuls.

Catatan Ilmiah:

• Triune Brain Model (Paul MacLean) menjelaskan otak manusia terbagi jadi tiga bagian utama: otak reptil (insting), otak limbik (emosi), dan neokorteks (logika).
• Dalam tekanan emosional tinggi, neokorteks bisa “shutdown”, digantikan impuls dari sistem limbik.

Ilustrasi:

</aside>

<aside>

4. Gaya Trading Harus Cocok Sama Gaya Hidup

Banyak orang niru gaya scalping, padahal kerja 9 to 5. Niru gaya swing, padahal gak tahan nunggu. Ini juga bentuk dari FOMO terselubung:

• Lo ngerasa harus jadi kayak mereka
• Lo ngerasa “harusnya gue juga bisa begitu”

Padahal gaya trading itu kayak sepatu: Kalau gak cocok ukuran, dipake lari pun bikin lecet.

Solusinya? Kenali diri lo dulu. Bukan nyari gaya orang lain.

</aside>

<aside>

5. Solusi: Biar Gak Keracunan

1. Tentuin target yang realistis dan cukup.

• 2–3% per bulan itu sehat. Gak semua cuan harus dikejar hari ini.

2. Buat plan — dan patuhi.

• Gak ada setup = gak entry. Ini bukan pasrah. Ini disiplin.

3. Stop bandingin proses lo sama orang lain.

• Lo gak tau kondisi mereka. Fokus ke jalan lo sendiri.

4. Tulis jurnal emosi.

• Kapan lo FOMO? Kapan lo greedy? Apa pemicunya?

5. Ambil hari libur dari chart.

• Trading bukan lomba siapa yang paling sering entry. </aside>

🔍 Evaluasi Diri:

• Kapan terakhir lo entry cuma karena “temen cuan”?
• Apa lo punya target yang logis dan sesuai modal?
• Apakah lo sering buka posisi karena bosan?
• Gaya trading lo sekarang sesuai hidup lo?